sponsor

sponsor

Slider

Recent Tube

Adat dan Tradisi Betawi

Kesenian Betawi

Seniman Betawi

Rumah Adat Betawi

Ulama Betawi

Kuliner Kas Betawi

» » Rumah Si PITUNG


RUMAH SI PITUNG DI KAMPUNG MARUNDA

Orang menyebut bangunan rumah panggung model Bugis Melayu yang terletak di Jalan Kampung Marunda Pulo, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara ini, sebagai Rumah Si Pitung. Rumah yang mempunyai halama seluas 700 meter persegi ini kondisinya Nampak gagah dan terawatt lantaran baru direnovasi dua tahun silam. Konon, model panggung tak terlepas dari kondisi sejarah Marunda yang awalnya hingga sekarang masih didominasi rawa-rawa yang ditumbuhi pohon bakau. Sebagian rumah warga lainnya juga masih mempertahankan bentuk model rumah seperti ini.


Rumah Pitung didominasi warna cat merah delima. Bangunannya memiliki panjang 24 meter dan lebar 15 meter. Ada sekitar 40 buah tiang setinggi dua meter untuk menopang bangunan ini. Lantaran model panggung, maka kita harus menaiki tangga setinggi tiga meter untuk bisa masuk ke dalam rumah bersejarah ini.

Rumah Si Pitung berlantai kayu papan. Di pintu masuk, tertulis pengunjung tak lebih dari lima orang sekali masuk, agar lantai tidak ambruk. Akses masuk an keluar dibuat pada satu pintu, yakni dari teras depan rumah. Di sinilah ‘Bang Pitung’ menyambut. Bagian teras diisi meja bulat plus kursi serta empat stoples khas Betawi. Manekin (patung peraga) di teras ini menjadi pencuri perhatian bagi siapa pun yang datang. Pitung digambarkan dengan kostum dan peci hitam serta sarung hijau menggantung di leher.

Bangunan panjang ke belakang. Terdapat satu kamar tidur dan masing-masing satu ruang makan dan dapur. Di dalam rumah pun terdapat beberapa perabot gaya Betawi, seperti meja dan kursi makan kuno dengan teko kendi berbahan tanah liat, tempat tidur lengkap dengan kelambu, peralatan dapur, alat musik khas Betawi, dan congklak yang diletakkan di ruang tengah bangunan.

Dari lantai menuju langit-langit, bangunan ini hanya setinggi tiga meter. Harus sesekali merunduk jika melangkah melewati kayu peyangga atap. Di dinding kayu sekeliling rumah, terdapat panel yang memuat kisah si Pitung yang dikutip dari artikel “Si Pitung, Perampok atau Pemberontak”, yang ditulis buayawan Ridwan Saidi pada 2009.

Dari informasi di dinding itulah, kesejatian bangunan ini didapat. Walaupun diberi nama Rumah Si Pitung, sejatinya bangunan ini bukan rumah kelahiran atau milik keluarga Pitung. Rumah panggung yang tak jauh dari Rumah Susun Marunda ini sebenarnya milik Haji Syaifuddin, seorang tuan tanah asal Bugis yang rumahnya sempat dijarah Pitung dan kawanannya. Selain merampok, di rumah ini Pitung juga sempat bersembunyi untuk beberapa malam.

Meski sudah berulang kali direnovasi, tetap ada beberapa bagian lainnya yang tetap dipertahankan. Yang asli adalah empat tiang di teras depan rumah serta beberapa jendela dan gagang pintu yang masih dipertahankan nilai sejarahnya.

Di sebelah Rumah Si Pitung terdapat dua bangunan baru, yang dibangun pada tahun 2010, dengan arsitektur serupa. Bangunan pertama rencananya untuk perpustakaan. Sementara bangunan kedua digunakan untuk kantin.

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply

Note: only a member of this blog may post a comment.