Palang dalam bahasa berarti menghalangi dan pintu
berarti masuk, palang pintu berarti menghalangi sesuatu yang ingin masuk.
Palang Pintu Betawi sendiri yaitu upacara adat betawi dimana pada saat
rombongan mempelai laki-laki sampai di tempat mempelai wanita, mempelai
laki-laki tidak di perkenankan masuk sebelum menyelesaikan syarat-syarat yang
diminta oleh pihak besan mempelai wanita. Syaratnya biasanya ada dua, yang
pertama pihak mempelai laki-laki harus bisa silat (mengalahkan tukang pukul
pihak mempelai wanita), syarat kedua yaitu sikeh, mempelai laki-laki di tuntut
untuk mengaji.
Adapun awal mulanya acara Palang Pintu itu Konon kabarnya pada jaman dulu kalau akan mempersunting seorang mempelai
wanita, harus punya jagoan yang bisa mengalahkan jawara kampung mempelai
wanita dengan
diiringi arak-arakan, ondel-ondel dan menyalakn petasan. Tradisi ini berlanjut sampai sekian lama, kemudian diteruskan oleh generasi
ke generasi sampai pada penerus kesenian beladiri palang pintu yang diberi nama
Seni Bela Diri Palang Pintu. Namun acara iring-iringan palang pintu yang
sekarang masih dilestariakan agak sedikit berbeda dari zaman dulu, yaitu Palang
Pintu saat ini biasanya diiringi dengan arak-arakan berupa tabuhan dari tabuhan
alat-alat rebana.
Proses Acara Palang Pintu
Pada hakekatnya palang pintu bermaksud untuk menahan
laju dari rombongan pengantin pria yang hendak menuju ke kediaman pengantin
wanita untuk melamar sang wanita. Untuk bisa memasuki ke kediaman atau
daerah pengantin wanita tinggal, rombongan pria harus bisa memenuhi
persyaratan yang diajukan oleh palang pintu dari pengantin wanita.
Berawal dari iring-iringan atau biasa disebut
arak-arakan besan calon pengantin laki-laki menuju rumah calon pengantin
perempuan. Di antara rombongan besan calon mempelai laki-laki biasanya
membawa hadroh atau marawis,namun lebih sering marawis karena lebih keras
terdengar dan banyak lagu pilihan yang enak didengar. Ada orang yang membawa
seserahan atau maskawin, nah untuk yang ini bukan remaja yang melakukan namun,
biasanya Ibu-ibu. Dalam membawakan maskawin dan lainnya yang pasti ada dalam
bawaan adalah "Roti Buaya" ini juga merupakan budaya Betawi yang ada
saat pernikahan. Lalu ada jagoan silatnya, jagoan ini yang
nantinya bertugas untuk membuka Palang Pintu yang dipersiapkan calon pengantin
wanita. Bersamaan dengan datangnya rombongan besan pengantin pria,rombongan
pihak pengantin wanita pun sudah menunggu yang pastinya ada orang-orang
yang berpenampilan seperti jagoan, nah mereka inilah yang biasa
disebut dengan Palang Pintu. Saat rombongan pengantin pria menuju tempat
mempelai wanita untuk menikahinya, mereka harus melewati hadangan dari palang
pintu yang sudah berjaga-jaga. Ketika rombongan pengantin pria sudah berhadapan
dengan palang pintu, mereka harus memenuhi persyaratan yang diajukan oleh
palang pintu. Jika tidak terpenuhi maka Mempelalai pria tidak diperbolehkan
masuk tempat wanita atau daerah dimana tempat tinggalnya sebelum memenuhi
persyaratan yang diminta oleh mempelai wanita.
Adapun persyaratan tersebut diawali dengan berbalas
pantun dan adu silat antara wakil dari keluarga pria dan wakil dari keluarga
wanita. Prosesi tersebut dimaksudkan sebagai ujian bagi mempelai pria sebelum
diterima sebagai calon suami yang akan menjadi pelindung bagi mempelai wanita
sang pujaan hati. Uniknya, dalam setiap petarungan silat, jago dari pihak
mempelai wanita pasti dikalahkan oleh jagoan mempelai pria.
Berikut penggalan pantun seperti yang kerap dilakukan
dalam prosesi Buka Palang Pintu berlangsung diwakili oleh pihak pengantin
Perempuan (P) dan pihak pengantin Laki (L) :
No comments: