sponsor

sponsor

Slider

Recent Tube

Adat dan Tradisi Betawi

Kesenian Betawi

Seniman Betawi

Rumah Adat Betawi

Ulama Betawi

Kuliner Kas Betawi

» » 7 FILOSOFI RUMAH ADAT BETAWI

Mendengar kata Betawi mungkin sudah tidak asing lagi bukan...? Suku Betawi dikenal sebagai suku asli dari daerah Jakarta, yang sekaligus menjadi ibukota negara. Seperti suku lainnya di Indonesia, suku Betawi pun memiliki sejumlah ciri yang menggambarkan identitas serta budayanya. Mulai dari baju ujung serong, senjata tradisional golok, hingga rumah Betawi, semuanya merepresentasikan kekhasan adat suku bangsa yang satu ini. Nah, khusus untuk rumah Betawi sendiri, terdapat beberapa fakta menarik yang mungkin kamu belum ketahui. mari kita pelajari daj simak tentang suku Betawi.!

Rumah Betawi Terbagi Menjadi 2 Jenis
Pasti kamu sering mendengar ada sebagian yang menyebut Rumah Kebaya, Rumah Bapang, atau Rumah Gudang sebagai nama dari rumah asli suku Betawi. Ketiganya sama-sama sebutan untuk rumah tradisional Betawi. Rumah Kebaya dan Rumah Bapang merujuk pada satu jenis rumah Betawi yang sama, hanya penamaannya saja yang berbeda. Sedangkan Rumah Gudang adalah jenis tersendiri yang agak berbeda dari dua rumah sebelumnya.  
Panggilan Rumah Kebaya untuk rumah Betawi terinsipirasi dari salah satu pakaian nasional Indonesia. Disebut dengan Rumah Kebaya karena bentuk atapnya menyerupai pelana yang dilipat dan apabila dilihat dari samping akan tampak  lipatan-lipatan yang terlihat seperti lipatan kebaya.Sekilas bentuk Rumah Kebaya memang mirip dengan Rumah Joglo. Namun, jika dilihat secara saksama, keduanya sangat berbeda. Salah satu perbedaannya terlihat dari atap rumah. Rumah Joglo atapnya tidak menyerupai pelana layaknya lipatan, tetapi menyerupai perahu terbalik

Sementara itu, Rumah Gudang merupakan salah satu tipe rumah Betawi yang umumnya ditemukan di daerah pedalaman, terutama pada zaman dulu. Ciri khas rumah Betawi tipe Gudang ini adalah denah berbentuk segiempat yang memanjang ke belakang. Atapnya berbentuk pelana dengan struktur yang tersusun dari kerangka kuda-kuda. Selain itu, atap rumah Betawi tipe Gudang juga memiliki perisai yang ditambahkan jurai.
Penamaan Tata Ruang Khas Rumah Betawi

Rumah Betawi memiliki penamaan tersendiri untuk pembagian tata ruangnya. Layaknya rumah modern, pada rumah Betawi pun terdapat ruang publik, ruang privat, dan area servis. Di rumah Betawi, ruang publik berada di teras depan. Bagian ini biasa disebut dengan amben. Sementara ruang pribadi berada di tengah. Pada area ini, biasanya terdapat kamar atau biasa disebut pangkeng. Sedangkan area servis pada rumah Betawi adalah bagian dapur atau yang biasa disebut srondoyan.
Rumah Betawi Asli Tidak Memiliki Kamar Mandi

Letak kamar mandi pada rumah Betawi awalnya ada di luar bangunan rumah, tepatnya di bagian belakang rumah. Ada alasan tersendiri dalam mengatur posisi kamar mandi pada rumah Betawi. Salah satunya adalah prinsip hidup suku Betawi yang berasumsi segala kotoran harus disingkirkan dari bangunan utama (bangunan tempat tinggal). Maksudnya agar siapapun yang tinggal di dalam rumah Betawi senantiasa bersih, baik lahir maupun batin.

Berbagai Ukiran di Rumah Betawi Punya Makna Filosofis
Rumah Betawi tidak lengkap tanpa adanya ornamen ukiran Betawi. Siapa sangka berbagai jenis ukiran di rumah Betawi memiliki makna filosofis? Terdapat banyak motif ukiran pada rumah Betawi yang masing-masing memiliki makna filosofisnya tersendiri.

Dimulai dari ukiran bunga matahari. Ukiran ini biasa terletak pada bagian atas pintu ruang tamu rumah Betawi yang melambangkan bahwa kehidupan pemilik rumah harus menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar. Ukiran bunga matahari juga bermakna sebagai penerang yang akan menerangi pikiran dan hati para penghuni rumah Betawi, sebagaimana matahari sendiri identik sebagai sumber kehidupan dan terang
Terdapat pula motif ukiran bunga melati yang umumnya diaplikasikan pada tiang rumah Betawi. Tidak hanya cantik, ukiran ini juga merupakan petuah yaitu pemilik rumah Betawi harus memiliki hati atau perasaan yang harum selayaknya aroma wangi bunga melati yang sedang mekar.

Ukiran lain yang biasa kamu temukan pada rumah Betawi adalah ukiran bunga tapak dara yang memiliki makna pengharapan agar semua penghuni rumah Betawi selalu sehat, sebagaimana bunga tapak dara sendiri pada zaman dahulu sering dimanfaatkan oleh masyarakat Betawi untuk mengobati berbagai penyakit seperti batu ginjal, anemia, hingga diabetes.

Selain itu, kamu juga dapat menemui ukiran motif tumpal atau gunungan pada rumah Betawi. Ukiran ini melambangkan kekuatan alam yang terdiri dari makrokosmos (semesta), mikrokosmos (manusia), dan metakosmos (alam ghaib).

Masih banyak lagi bentuk ukiran yang ada pada rumah Betawi, misalnya ukiran bunga mawar yang bermakna kesetiaan, bunga cempaka yang bermakna keanggunan, bunga Kim Hong yang bermakna keuletan, burung merak yang bermakna kemegahan, serta binatang rusa yang bermakna tanggap dan lincah.

Teras Rumah Betawi Selalu Luas dan Berpagar Rendah

 
Hal unik lainnya dari rumah Betawi adalah adanya pendopo atau teras yang luas. Teras ini dilengkapi dengan meja dan kursi kayu yang digunakan untuk menjamu para tamu atau untuk sekadar duduk bercengkrama bersama di waktu sore. Secara filosofis, bagian teras yang luas di rumah Betawi menunjukkan bahwa masyarakat Betawi sangat terbuka pada tamu atau pada orang-orang baru. Mereka bersifat pluralis dan bisa menerima perbedaan-perbedaan sebagai bentuk keragaman budaya bangsa.

Di sekeliling teras depan rumah Betawi, kamu juga akan menemukan pagar dengan ukuran tinggi kira-kira 80 cm dan tebal antara 3-5 cm yang terbuat dari bahan dasar kayu. Pagar ini merupakan perwujudan bahwa orang Betawi akan membatasi dari dari hal-hal yang negatif, terutama dalam sisi keagamaan
 
Jakarta sebagai kota pelabuhan yang besar sejak dahulu menjadi pintu masuk bagi berbagai kebudayaan dari berbagai penjuru dunia. Banyaknya budaya yang dibawa oleh pendatang perlu disaring berdasarkan keyakinan beragama. Masyarakat Betawi akan meninggalkan budaya yang buruk dan cenderung akan menghargai bahkan mengikuti budaya yang baik.

Selain itu pagar yang biasa disebut sebagai Langkan ini hanya menyisakan bukaan pada bagian depan yang berbatasan langsung dengan halaman depan rumah saja. Hal ini menyimpan pesan bahwa dalam bertamu, etika yang baik menurut masyarakat Betawi adalah harus masuk melewati bagian halaman depan rumah. Sebab, ketika bertamu lewat belakang atau samping rumah, bagi masyarakat Betawi dianggap  kurang sopan.

Pola Bukaan Rumah Betawi Simetris


Pola simetris yang dimiliki oleh rumah khas suku Betawi sangat mempengaruhi pola bukaan pada arsitektur rumah Betawi. Dengan mudah hal ini dapat dilihat pada letak pintu masuk dari halaman ke ruang depan, dari ruang depan ke ruang tengah, dan dari ruang tengah ke ruang belakang yang umumnya membentuk garis sumbu abstrak dari depan ke belakang.

Lisplang Gigi Balang

Ornamen gigi balang merupakan hiasan berupa papan kayu berbentuk segitiga terbalik berjajar yang terpasang pada bagian lisplang rumah Betawi. Penamaan gigi balang sendiri diambil dari frasa gigi belalang. Hal tersebut dikarenakan ornamen yang satu ini sepintas menyerupai gigi belalang.

Ornamen gigi balang pada rumah Betawi melambangkan bahwa hidup masyarakat Betawi harus selalu jujur, rajin, ulet dan sabar sebagaimana belalang yang hanya bisa mematahkan batang tanaman jika dikerjakan secara ulet, terus menerus, dan biasanya dalam tempo waktu lama.

Nah, setelah mengetahui beberapa fakta mengenai rumah Betawi tersebut, apa kamu tertarik untuk mengunjungi Rumah Betawi, atau malah tertarik untuk mengadopsinya dalam hunian idamanmu? Kalau suka dengan artikel ini, jangan lupa share dan cek artikel menarik lainnya.

sumber dekoruma !








«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply

Note: only a member of this blog may post a comment.