sponsor

sponsor

Slider

Recent Tube

Adat dan Tradisi Betawi

Kesenian Betawi

Seniman Betawi

Rumah Adat Betawi

Ulama Betawi

Kuliner Kas Betawi

» » » BUDAYA PERAYAAN KHITAN ( SUNAT ) ADAT BETAWI

Setiap suku atau adat di Indonesia memiliki ciri khas sendiri-sendiri dalam merayakan sunat atau Walimatul Khitan. Di beberapa kawasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada yang melakukan pagelaran kesenian seperti Jaranan atau Wayang Kulit semalam suntuk. Sementara itu di kawasan Jakarta khususnya masyarakat Betawi merayakan sunat dengan cara yang berbeda.


Di masyarakat ini, menyunatkan anak laki-laki tidak ubahnya seperti menyelenggarakan pernikahan. Itulah kenapa istilah pengantin sunat sering muncul dan digunakan untuk menyebut anak-anak yang akan disunat. Nah, untuk mengenal lebih jauh seperti apa tradisi pengantin sunat di Betawi, simak ulasan di bawah ini.

Tradisi Rembuk Sebelum Sunat

Hal pertama yang dilakukan sebelum melakukan acara sunatan di Betawi adalah melakukan rembug atau musyawarah. Musyawarah ini dilakukan untuk memutuskan tiga hal penting.

  • Ayah bunda harus memastikan anak benar-benar berani dan mau menjalani sunat. Kalau anak belum mau, ayah bunda tidak boleh memaksanya. Biasanya saat anak berusia 10-12 tahun, mereka sudah ingin sunat dengan sendirinya karena teman-teman mereka banyak yang sudah melakukannya.
  • Musyawarah dilakukan untuk membicarakan segala jenis acara yang akan dilakukan. Biasanya akan dilakukan pengantin sunat lalu dilanjutkan acara utama dan hiburan. Ayah bunda bisa melakukan diskusi dengan keluarga atau dengan tetangga sekitar agar mau membantu mensukseskan acara sunatan yang akan dilakukan.
  • Memilih bengkong atau tukang sunat. Di masa lalu tukang sunat biasanya masih melakukan proses sunat dengan cara tradisional. Namun, seiring dengan berjalannya waktu rasa itu mulai ditinggalkan dan orang tua memilih tempat sunat atau mengundang tukang sunat ke rumah.

Pelaksanaan Pengantin Sunat

Sebelum proses sunat dilakukan, anak akan dihibur terlebih dahulu. Untuk menghibur anak, dibuatlah acara Pengantin Sunat. Anak laki-laki akan didandani seperti layaknya pengantin pria lengkap dengan baju tradisional Betawi. Selanjutnya anak akan diarak keliling kampung diikuti dengan ondel-ondel atau pawai lainnya.

Anak biasanya akan dinaikkan ke tenda yang bentuknya mirip dengan kuda. Namun, bagi mereka yang mampu bisa menyewa kuda. Saat iring-iringan ini anak akan diikuti oleh orang tua dan teman-teman-teman. Acara ini dilakukan agar anak lebih relaks dan tidak khawatir saat akan disunat.

Acara Pengantin Sunat ini biasanya berjalan satu hari sebelum acara sunat dilakukan. Acara sunat tidak dilakukan pada hari yang sama karena anak pasti masih lelah karena saat pawai yang dilakukan. Jadi, sunat ditunda esok harinya saat kondisi tubuh anak sedang baik.

Hiburan Rakyat dan Menerima Uang Saku

Acara selanjutnya dari rangkaian Pengantin Sunat ini adalah Walimatul Khitan. Saudara atau tetangga akan datang ke rumah untuk sekadar mendoakan anak agar bisa segera sembuh dan kelak menjadi anak yang baik dan berbakti pada orang tua. Pada acara ini, biasanya akan ada acara kesenian tradisional.

Cara tradisional yang banyak digelar adalah pertunjukan lenong. Warga yang datang biasanya akan memberikan semacam uang di dalam amplop kepada anak yang sunat lalu berlanjut makan dan menyaksikan pertunjukan yang disiapkan.

Nah, unik sekali bukan tradisi sunat yang dimiliki oleh masyarakat Betawi. Bagaimana dengan tradisi sunat yang ada di kawasan ayah bunda? Apa pun tradisi yang digunakan, sunat harus dilakukan oleh tenaga profesional dan dengan metode yang mutkhir agar risiko dan komplikasi pasca sunat dapat diminimalisir. Kalau Anda berdomisili di Jakarta, Sunat 123 adalah pilihan yang rekomended untuk khitan para Juara Ayah bunda. Salam Sehat

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply

Note: only a member of this blog may post a comment.