sponsor

sponsor

Slider

Recent Tube

Adat dan Tradisi Betawi

Kesenian Betawi

Seniman Betawi

Rumah Adat Betawi

Ulama Betawi

Kuliner Kas Betawi

» » H Bodong dan Legenda Lenong Betawi

H Bodong Salah satu perintis kesenian lenong Betawi ini, lahir dan besar di Jakarta, 15 September 1932. Nama Bodong berasal dari orang tuanya dan kemudian menjadi panggilannya sehari-hari, yang menurutnya membawa hoki. Baru setelah menunaikan ibadah Haji, ia kerap di panggil Haji Bodong. Pria yang dikenal dengan ciri khas rambut putih tersebut, merupakan tipe seorang yang tak banyak bicara dan disiplin bekerja. Perjalanan karier Haji Bodong berawal sejak ia masih berusia remaja. Desakan ekonomi keluarga mendorongnya untuk bekerja membantu orang tua. Ia pun kemudian bergabung dengan grup lenong, Topeng Bokir, dimana ia kala itu berkeliling dan mementaskan lenong dari kampung ke kampung. Karirnya di dunia lenong terus menanjak. Namanya mulai bersinar di era tahun ’70-an hingga awal ’80-an. Saat itu lenong memasuki masa keemasan sebagai acara primadona televisi. Bersama Bokir (alm), Nasir (Alm) dan Mpok Nori, ia kerap menampilkan humor khas Betawi. Pernah membintangi sinetron ‘Pepesan Kosong’, bersama Malih, Bolot, dan Mpok Nori, berperan sebagai Hansip, yang melambungkan namanya. ia juga membintangi sinetron ’Si Doel Anak Sekolahan’ bersama Rano Karno, Suti Karno, Aminah Cendrakasih dan Mandra berperan sebagai Engkong, pemain Tanjidor.Atas pengabdian dan totalitasnya dalam berkesenian, penggemar buah nanas dan belut goreng ini mendapat penghargaan Kebudayaan dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik pada tahun 2010, karena berjasa melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Indonesia. Ia juga mendapat penghargaan Kombet Award 2010 dari Yayasan Kombet karena berjasa melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Betawi.Maestro Topeng Betawi H. Bodong wafat di usia 90 tahun, akibat sakit diabetes dan paru-paru yang dideritanya sejak empat tahun terakhir, di kediamannya RT 7/RW 1, No. 38, Kampung Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur, pada hari Minggu, 6 Mei 2012. Dimakamkan di TPU Pekayon Gandaria, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Meninggalkan seorang istri, Lina, dan dua orang anak, Ishak dan Nahyudin serta empat orang cucu.Semasa hidupnya, ia tak pernah bosan mengingatkan generasi muda untuk terlibat dalam pelestarian Budaya Betawi, seperti lenong dan dari topeng. Pesan-pesan itu juga terus ia sampaikan saat masih terbaring sakit di Rumah Sakit POLRI, Kramat jati, Jakarta Timur.

iklan

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply

Note: only a member of this blog may post a comment.